Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, ciri-ciri, dan terapinya – Data Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Tahun 2015 menyebutkan bahwa jumlah anak berkebutuhan khusus atau Heward atau yang lebih sering disingkat ABK di Indonesia mencapai 1,6 juta orang. Untuk itu, perlu kami bagikan informasi lengkap tentang ABK, ciri-ciri, terapi, dan beberapa diet yang perlu dijalani.
APA ITU ABK?
ABK adalah anak yang memerlukan perhatian, kasih sayang yang lebih spesifik, baik itu di lingkungan rumah dan sekolah. Spesifikasi tersebut ada karena memiliki berbagai hambatan dalam pertumbuhannya dan memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya.
JENIS-JENIS ABK DAN CIRI-CIRINYA
Tunanetra
Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat bantu khusus masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Tunarungu
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Tunalaras
Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain.
Tunadaksa
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Tunagrahita atau down syndrome
Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata (IQ dibawah 70) sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus. Hambatan ini terjadi sebelum umur 18 tahun.
Tuna grahita ini masih dibagi menjadi dua, yakni tuna grahita biasa dan tuna grahita down sindrom atau down syndrome.
Down syndrome pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Ciri-cirinya tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid maka sering juga dikenal dengan mongolisme. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali sindrom ini dengan istilah sindrom Down dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.
Cerebral palsy
Gangguan / hambatan karena kerusakan otak (brain injury) sehingga mempengaruhi pengendalian fungsi motorik
Gifted
Adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak-anak seusianya (anak normal)
Autistis atau autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
Asperger Disorder atau AD
Secara umum performa anak Asperger Disorder hampir sama dengan anak autisme, yaitu memiliki gangguan pada kemampuan komunikasi, interaksi sosial dan tingkah lakunya. Bedanya, gangguan pada anak Asperger lebih ringan dibandingkan anak autisme dan sering disebut dengan istilah High-fuctioning autism.
Adapun hal-hal yang paling membedakan antara anak Autisme dan Asperger adalah pada kemampuan bahasa bicaranya. Kemampuan bahasa bicara anak Asperger jauh lebih baik dibandingkan anak autisme. Intonasi bicara anak asperger cendrung monoton, ekspresi muka kurang hidup cendrung murung dan berbibicara hanya seputar pada minatnya saja. Bila anak autisme tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, anak asperger masih bisa dan memiliki kemauan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Kecerdasan anak asperger biasanya ada pada great rata-rata keatas. Memiliki minat yang sangat tinggi pada buku terutama yang bersifat ingatan/memori pada satu kategori. Misalnya menghafal klasifikasi hewan/tumbuhan yang menggunakan nama-nama latin.
Rett’s Disorder
Rett’s Disorder adalah jenis gangguan perkembangan yang masuk kategori ASD. Aspek perkembangan pada anak Rett’s Disorder mengalami kemuduran sejak menginjak usia 18 bulan yang ditandai hilangnya kemampuan bahasa bicara secara tiba-tiba. Koordinasi motorinya semakin memburuk dan dibarengi dengan kemunduran dalam kemampuan sosialnya. Rett’s Disorder hampir keseluruhan penderitanya adalah perempuan.
Attention deficit disorder with hyperactive atau ADHD
ADHD terkadang lebih dikenal dengan istilah anak hiperaktif, oleh karena mereka selalu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Tidak dapat duduk diam di satu tempat selama ± 5-10 menit untuk melakukan suatu kegiatan yang diberikan kepadanya.
Rentang konsentrasinya sangat pendek, mudah bingung dan pikirannya selalu kacau, sering mengabaikan perintah atau arahan, sering tidak berhasil dalam menyelesaikan tugas-tugas di sekolah. Sering mengalami kesulitan mengeja atau menirukan ejaan huruf.
Lamban belajar atau slow learner
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespons rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan yang tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik
Anak yang berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama dalam hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau matematika), diduga disebabkan karena faktor disfungsi neugologis, bukan disebabkan karena factor inteligensi (inteligensinya normal bahkan ada yang di atas normal), sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan belajar membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar berhitung (diskalkulia), sedangkan mata pelajaran lain mereka tidak mengalami kesulitan yang signifikan (berarti).
JENIS-JENIS TERAPI ABK
Ada 10 jenis terapi untuk anak berkebutuhan khusus atau ABK yang kami kutip dari berbagai sumber.
Terapi bermain
Kedengarannya memang aneh, terapi kok bermain? Ya, terapi bermain ini jangan dianggap sepele. Karena dengan terapi bermain, cara belajar ABK bisa tertolong. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang pendidik/terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.
Terapi perkembangan
Adapun contoh dari terapi perkembangan di antaranya Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention). Terapi ini mempelajari minat ABK, kekuatan dan tingkat perkembangannya.
Kemudian perlu ditingkatkan lagi kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA (untuk penjelasan terapi ABA bisa dibaca berikutnya) yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
Applied Behavioral Analysis (ABA)
Dikutip dari PAUD Jateng, ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
Terapi perilaku
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan.
Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
Terapi fisik atau fisioterapi
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
Terapi wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
Terapi biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh organisasi bernama DAN (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak.
Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses (tinja), dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).
Terapi Okupasi atau OT
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-otot halusnya dengan benar.
Terapi sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.
Terapi visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode PECS (Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
Terapi musik ritem
Untuk terapi ini biasanya menggunakan alat musik pukul, seperti drum, perkusi, tambur, maupun jimbe. Namun, umumnya terapi musik untuk ABK ini menggunakan musik drum.
Adapun salah satu sekolah musik yang membuka terapi musik drum adalah Gilang Ramadhan Studio Band di Solo Grand Mall (SGM) Solo.
Musik drum ini sangat baik untuk terapi ABK karena energi yang dikeluarkan sangat banyak. Dengan bermain drum ini anak-anak akan bisa belajar berkonsentrasi dengan waktu yang lama.
Selain itu, manfaat dari terapi bermain drum ini adalah ABK bisa melatih koordinasi gerak tangan dan kaki.
Hydrotheraphy
Hydrotherapy adalah metode terapi dengan media air. Hydrotherapy bermanfaat untuk semua anak dengan kondisi Cerebral Palsy, baik bagi tipe Cerebral Palsy maupun tipe ketegangan otot rendah,sedang maupun tinggi.
Sebagaimana yang kami kutip dari yakkum-rehabilitation.org, anak-anak dengan Cerebral Palsy dapat lebih rileks di air dan dapat dengan mudah menggerakkan lengan dan kaki karena tidak ada gravitasi. Apapun tipe Cerebral Palsy dan seberapa tinggi tingkat kecacatannya, mereka semua bisa dilatih berenang sesuai dengan kondisinya. Bahkan anak-anak dengan tingkat kognitif rendah mendapatkan lebih banyak manfaat dari terapi air ini.
Untuk bergerak dan mengapung di air anak membutuhkan kontrol kepala, semua anggota gerak atas-bawah dan stabilitas inti (badan). Dalam posisi tengkurap mereka harus mengangkat kepala mereka, kalau tidak wajah akan terbenam dalam air. Ketika kontrol kepala atau stabilitas inti terlalu lemah maka terapis atau orang tua dapat membantu mereka. Kedua kontrol tersebut adalah dasar-dasar untuk dapat bergerak mengambang di air. Untuk anak Cerebral Palsy hal ini sangat penting karena sebagian besar mereka mengalami kelemahan tersebut. Sementara kontrol kepala dan stabilitas inti sangat diperlukan terutama untuk dapat melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
DETOKS DAN DIET KETAT
Khusus ABK yang cenderung hiperaktif disarankan untuk diet ketat. Meskipun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa jenis-jenis makanan tertentu dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif dan autistik, akan tetapi sejumlah orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus membuktikan dampak diet ketat. Adapun diet ketat tersebut di antaranya “pantang” mengonsumsi makanan yang mengandung tepung terigu, gula tebu, cokelat, pemanis buatan, penyedap buatan, makanan instan, kecap, gluten. (Untuk lebih jelasnya tentang diet apa saja untuk ABK, silakan simak artikel berjudul Jenis-jenis makanan dan minuman yang “dilarang” untuk ABK, khususnya autis).
Diet tersebut setidaknya dapat mengurangi energi anak-anak hiperaktif sehingga mempermudah konsentrasi anak.
Meskipun demikian tidak semua ABK harus menjalani diet yang sama. Maka diperlukan tes yang dapat membuktikan alergi anak berkebutuhan khusus.
Menurut Tumbuhkembang.info, anak-anak autis biasanya mengalami alergi dan pencernaannya jelek. Sekitar 88 persen anak autis memiliki kondisi usus rusak (autistic colistic). Ada kecurigaan hal ini disebabkan mereka mengalami keracunan logam berat.
Pakar analisa rambut dari Australia, Dr.Igor Tabrizian, mengatakan, logam berat dalam tubuh anak autis baru bisa dikeluarkan melalui proses detoks. “Sebelum mengetahui program detoks yang tepat, perlu diketahui dulu tingkat keracunan yang dialami anak,” paparnya dalam sebuah seminar autis ‘Menyambut Hari Autisme Sedunia 2010’ di Jakarta beberapa waktu lalu.
Analisa rambut juga dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan nutrisi jangka panjang yang merupakan akar dari penyakit yang ada, serta menemukan logam berat beracun yang bisa mencetuskan penyakit.
Proses pembuangan racun (detoks), menurut Igor, dilakukan dengan pemberian suplemen yang dibagi menjadi beberapa kategori, yakni memperbaiki, memberi nutrisi esensial, pembersih racun, serta memperbaiki neurotransmitter.
Sumber:
https://simomot.com/2016/09/01/jenis-jenis-anak-berkebutuhan-khusus-ciri-ciri-dan-terapinya/