Seringkali pertanyaan yang muncul adalah tentang berapa jumlah klien maksimal dari sebuah Access Point/Hotspot? Disini akan dijelaskan secara sederhana. Teknologi Wireless dimulai dari Wireless A 802.11a (1 Mbps), lalu berlanjut ke B 802.11b (11 Mbps), tipe G 802.11g (54 Mbps), tipe N 802.11n(150 Mbps), tipe AC 802.11ac (upto 3.2 Gbps), dan yang terakhir tipe AD 802.11ad.

Lalu apa bedanya? Kenapa ada beberapa tipe wireless?

Jaringan Wireless bekerja dengan menggunakan teknologi gelombang radio. Signal diubah ke format digital dan dikirim via udara. Karena dalam bentuk gelombang radio, tentu ada frekuensi yang digunakan. Untuk Wifi, digunakan frekuensi 2.4 GHz, 5 GHz, dan 60 GHz. Kalau anda mendalami teknik radio, teori yang sama juga berlaku untuk Wifi. Tipe-tipe wireless yang dikembangkan bertujuan untuk mengkompresi data, dan membuatnya dikirim dan diterima dengan efisien. Tipe N sudah menggunakan 2 channel frekuensi dalam 2.4 GHz, tipe AC menggunakan frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz, tipe AD menggunakan frekuensi 60 GHZ.

Secara sederhana, frekuensi seperti denyut jantung. Semakin tinggi frekuensi, semakin cepat denyut jantungnya. Dalam pengiriman data, semakin tinggi frekuensi, semakin banyak data yang bisa dikirim, dan imbasnya adalah waktu tunggu yang rendah ~ kecepatan yang semakin tinggi. Saya akan membahas dengan detail untuk hal ini di artikel berikutnya.

Berapa jumlah klien maksimal dari sebuah Access Point?

  1. Bila Access Point memberikan alamat IP, maka teoritisnya jumlah klien maksimal adalah 253 (254 dikurangi alamat IP Access Point) karena biasanya Access Point menggunakan alamat IP tipe C, jadi hanya ada 253 klien.
  2. Jumlah klien maksimal bergantung pada aktivitas klien dan bandwidth yang diperlukan.
  3. Kemampuan chip Access Point sangat menentukan jumlah klien maksimal.
  4. Setiap AP bersifat half duplex, jadi kecepatan 54 Mbps adalah 27 Mbps download dan 27 Mbps upload. Prinsipnya seperti walkie talkie.

Bagaimana dengan Access Point yang mendukung MIMO (Multi Input Multi Output)?

  1. Tipe MIMO dikembangkan mulai wireless tipe N yang membuat wireless bukan lagi half duplex tapi sudah full duplex. Biasanya ditandai dengan antena minimal 2.
  2. Syaratnya untuk menggunakan teknologi ini, perangkat klien harus mendukung MIMO juga.
  3. Jika perangkat klien mendukung MIMO, berarti 150Mbps MIMO adalah 150 Mbps download dan 150 Mbps upload.

 

Baik, sekarang contohnya.

Contoh kasus 1

Saya mempunyai sebuah AP tipe G (54 Mbps), rata-rata klien membutuhkan bandwidth 1 Mbps karena semua maunya video streaming.
Wireless G adalah half duplex, jadi bandwidth teoritisnya adalah 27 Mbps. Secara real anda tidak akan mendapatkan 27 Mbps, karena posisi klien dan interferensi gelombang radio menjadi faktor pengurang. Anggap saja faktor pengurangnya adalah 80%

27 Mbps x 80% = 21.6 Mbps

Bila kemampuan chipset diragukan (tergantung merk, harga juga bicara), maka kita bisa masukkan faktor pengurangnya, anggap chipset paling jelek hanya bisa menangani sampai dengan 60% saja.

21 Mbps x 60% = 12,96 Mbps. Dibulatkan menjadi 13 Mbps.

Jadi berapa jumlah klien (@ 1 Mbps) maksimal dalam sebuah Access Point tipe G? Sekitar 13 klien. Lebih dari 13 klien, biasanya akan mengalami penurunan respon dan parahnya Access Point akan panas dan hang. Kalau bandwidth klien bervariasi, tinggal dibagi saja 13 Mbps itu dengan bandwidth rata-rata per klien. Untuk merk TPLINK harga 200rb-an biasanya hanya bisa menangani bandwidth 10 Mbps, saya jarang melihat AP yang murah bisa memberikan output bandwidth wireless yang besar.

Contoh Kasus 2

Saya mempunyai wireless tipe N (2xMIMO) 150 Mbps, bandwidth 1 Mbps per klien. Semua klien mendukung MIMO.

150 Mbps x 80% = 120 Mbps

Walau MIMO, wireless tetap seperti walkie talkie, artinya pengiriman data bergantian ke semua klien. Semakin banyak jumlah klien, berarti waktu antar klien tunggu semakin besar. Asumsikan saja karena ini 2xMIMO, artinya ada 2 radio di AP tersebut, setiap radio bisa kita asumsikan seperti wireless G, sekitar 15 klien. Kalau di Wireless G anda bisa memastikan minimal 10-13 klien dan masih lancar, maka di wireless N (150 Mbps), peningkatannya tidak serta merta 3 kali lipatnya wireless G (3 x 54 Mbps = 150 Mbps). Di lapangan, saya mendapatkan hanya sekitar 2-3 kali lipat dari wireless G, jadi berkisar di 20-30 klien (@1 Mbps) per Access Point.

Contoh kasus yang saya sudah lakukan:

  1. Diperlukan Access Point di kelas, digunakan hanya oleh 2 orang guru SD (maksimal 5-6 gadget). Beliin saja TPLink, murah meriah dan cukup.
  2. Diperlukan Access Point di kelas SMA, digunakan oleh siswa (kira2 30 orang). Saya pasang UBNT Unifi AP (Rufus muahal banget..)

Untuk petunjuk dasar gunakan prinsip berikut:

  1. Semakin banyak jumlah antena di Access Point, kecepatan semakin tinggi dan stabil karena jumlah radio pemancar/penerima lebih dari 1 buah. Ibaratnya seperti antrian di bank yang akan cepat terlayani kalau kasirnya lebih dari satu.
  2. Harga berpengaruh, susah menemui perangkat Access Point murah meriah dan bisa banyak user. Beberapa merk harganya minta ampun mahalnya, tapi berbanding lurus dengan kestabilan. Anda bisa cek perbandingan harga antara TP-LINK, UBNT dan Ruckus.
  3. Pemasangan AP perlu melihat kebutuhan di lapangan, dilihat dulu jumlah user di area tersebut baru ditentukan merk-nya.
  4. Anda tidak bisa mengontrol perangkat klien, kalau bisa seragam ya enak, tapi seringnya tidak seragam. Penggunaan wireless tipe N dan yang sudah mendukung tipe MIMO, akan memberikan performa lebih baik.
  5. Amati perangkat pengguna, bila banyak merk Apple, bisa dipikirkan untuk membeli wireless tipe AC untuk tempat-tempat yang padat pengguna. Merk Apple rata2 sudah mendukung wireless tipe AC.